Kamis, 17 Maret 2011

MAU DIBAWA KEMANA?


Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

"Mau dibawa kemana hubungan kita?" hahah *kayak pernah tau >.> aw aw, ternyata lirik lagu cinta-cintaan. Apalah artinya sebuah lagu, lupakan yang itu. Saatnya serius *tentang masa depan

Beberapa bulan lagi kelulusan akan segera digenggam. Sekolah ana, sekolah tempat ana mengukir sejarah kecil akan segera ditinggalkan. Sedih memang, tapi masa depan sudah menanti. Menunggu sang bocah kecil ini memeluknya. 


Beberapa bulan lagi ana akan memulai langkah pertama ana Memijakkan kaki, membentuk jejak mimpi. Bersama do'a dan harapan keluarga, akan aku kepakkan sayap-sayap kerinduan pada masa depan. 

Yah..beberapa bulan lagi. Tapi, akan ana bawa kemana diri ini? Dua tahun lalu, saat pertama ana masuk ke sekolah ini. Bulat tekad untuk masuk kedokteran nanti. Tapi ana sadar kemampuanku dibidang IPA sangat terbatas. Dan benar aja, ana masuk jurusan IPS.  Akhirnya ana putuskan untuk kuliah di jurusan psikologi nanti, 'sepertinya menarik' pikirk ana waktu itu. Keyakinan untuk masuk psikologi bertambah kuat saat ana duduk di kelas dua. Guru sosiologiku bercerita tentang sepuluh profesi yang akan sangat dibutuhkan sepuluh tahun mendatang, ia menyebutkan profesi psikolog termasuk kedalamnya.

Semua keyakinan ana bawa sampai ana kelas tiga, dan ana percaya Allah telah mendengar dan memeluk cita ana .  Dengan penuh yakin ana tetap memilih jurusan itu. Tapi ana bingung, universitas mana yang terbaik buat ana nantinya. Hanya Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia yang menghantui pikiran. 

Universitas Gajah Mada (UGM), universitas terbaik negeri ini menjadi pilihan pertama. Kampus yang berdiri tegak di seberang Gunung Merapi. Ah, terlalu jauh. Ana tau, sepupu-sepupu ana kebanyakan menimba ilmu di sana. Ditambah ada sanak saudara di Klaten, sudah pasti aman-aman aja kalau ana menimba ilmu di sana. Tapi ana masih ragu, dan keragu-raguan harus ditinggalkan. Pikiran ana beralih ke kampus kedua. 

Universitas Indonesia (UI), universitas terfavorit di negeri ini adalah pilihan kedua. Kampus pencetak orang-orang hebat -katanya-. Mungkin pilihan ana akan jatuh di kampus ini. Selain dekat dari Jakarta, ana masih tetap bisa aktif di rohis sekolah. Biar Allah memilihkan yang terbaik. 


Sekarang jurusan, ana punya banyak pilihan untuk yang satu ini, bukan hanya Psikologi. Ana juga memilih Ilmu Kesejahteraan Sosial, Administrasi Negara, dan Sastra Arab. Bukankah terlalu banyak untuk nanti dipilih dalam SNMPTN yang hanya diberi kesempatan untuk memilih dua jurusan? Akhirnya pilihan ana sudah bulat untuk memilih jurusan Sastra Arab, hehe. Semoga diberikan yang terbaik. Aku memilih jurusan ini karena ternyata untuk menjadi seorang psikolog harus S2, dan aku harus memikirkan adik-adikku yang banyak dan masih sekolah. Inginku, aku bisa menjadi guru Bahasa Arab sekaligus menjadi penulis, penerjemah, dan lainnya. Inginku keliling dunia pun masih tetap aku peluk. Mesir, akan menjadi negara pertama yang aku pijak. Insya Allah :)


Jejak langkah takkan pernah terhenti ditengah jalan. Keringat ini sungguh akan terbayarkan nanti. Sembari mencari ridhaNya, ana berharap ana bisa mendapatkan bahagia di samudra ilmuNya. Mau dibawa kemana langkah ini? Biar ana berusaha semampunya dulu dan biar hasil usaha ana yang membawa diri ini kemana.Bismillah....

*Info:
Sistem untuk masuk perguruan tinggi tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Perbedaannya:
- Ujian Mandiri hampir di semua PTN dihapus.
- Ujian Nasional diadakan sebelum Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 
- Penerimaan siswa jalur PMDK diganti dengan SNMPTN undangan, dan tidak berlaku untuk seluruh universitas.

Tips-tips untuk memilih jurusan dan universitas:
- Pilih jurusan fakultas yang sesuai dengan kemampuan kita, jangan hanya mengikuti trend aja. Nanti kalau nyesel di tengah jalan gimana?
- Untuk universitas liat dari segi biaya dulu, apakah orang tua kita mampu atau engga. Yaa walaupun kita cuma punya kakak satu adiknya 8 haha, siapa tau keuangan keluarga gak memungkinkan untuk masuk ke kampus yang biayanya mahal.
- Pilih juga universitas yang banyak beasiswanya, selain untuk memotivasi kan lumayan ada keringanan
-Pilih kampus yang akreditasnya minimal B, kalau kamu memang mau yang terbaik
- Jangan lupa untuk diskusiin ini semua sama orang tua, karena kan orang tua yang udah ngurus kita dari orok sampai sekarang jadi rasanya gak baik kalau kita ambil keputusan sepihak.


wassalamu'alaykum

SA

2 komentar:

  1. Hamasah ya....
    ada banyak jalan kok. Tinggal kita pilih mau yang mana. :D
    Terus semangat dan jangan putus asa...

    BalasHapus
  2. syukran ya rewolfnus :D
    Insya Allah, semoga kita diberikan yang terbaik untuk kelulusan kita ^^

    Hamasah! #Semangatkembangkempis HUATCHIM!

    BalasHapus