Minggu, 27 Maret 2011

Keliling Dunia


Aneh lagi sekarang. Gambar apa itu di atas? xD itu peta dunia di kamar ana. Untuk apa coba melihara peta dunia di kamar?
Honestly, I have a dream to travel this world. Why?
Entahlah, keinginan ini muncul waktu ana masih kecil. Pertama, dulu sering sekali liat serial TV Home Alone, dan selalu aja di serial itu berlatar belakang cuaca bersalju alias winter. Namanya juga orang Indonesia yah, gak pernah megang salju *norak* jadinya yaa begitu, penasaran mau main-main sama benda putih itu. Dulu masih kebayang bahwa negara-negara di luar Indonesia bersalju semua termasuk Mesir, haha. Makanya dulu, waktu ngaji di TPA dan di ikutin pelatihan bahasa Arab untuk di kirim ke Mesir mau-mau aja. Tapi mungkin belum rezeki ana kali ya, jadi dibatalin deh berangkat.

Alasan kedua (ini lebih norak lagi yaaah). Dulu mau banget ngerasain yang namanya naik pesawat, maklumlah namanya juga dari keluarga yang sederhana jadi gak pernah tuh ada keinginan untuk keluar negeri (ke luar pulau jawa aja belum pernah hahaduh). Jadi seperti itu, ke luar negeri dan merasakan terbang di udara, melihat pemandangan dari atas langit padahal takut ketinggian. Waktu masih kecil ana sering menghitung pesawat yang lewat dari atas genteng (pas liat layang-layang lewat langsung buyar dan langsung ngincer deh tuh layangan *haha dasar anak layangan), sering juga ngejar-ngejar pesawat yang lewat di atas , berharap bisa menang ke garis  finish (ujung gang) melawan kecepatan pesawat yang kecepatannya bisa mencapai 700km-1200km/jam.  Sedangkan kecepatan ana berlari dengan kaki mungil itu? oooh ayolaah 10km/jam aja gak nyampe kali.

Alasan ketiga, ana mau bisa bahasa Inggris. Dulu merasa orang yang bisa bahasa Inggris itu keren sekali. Makannya dulu sering ngomong-ngomong gak jelas di atas pohon seri depan rumah (dulu sering main di atas pohon, melepaskan penat di sekolah dan juga menyendiri di sana), dan nyanyi lagu bahasa Inggris yang gak tau deh liriknya jadi seperti apa. :D

Udah ah alasan masa kecilnya segitu aja, semakin banyak alasan semakin norak ana terlihat hahaha

Seiring waktu berlalu, ana semakin tumbuh menjadi remaja yang normal; mengalami tanda-tanda pubertas, kematangan berpikir, dst. Impian masa kecil itu masih belum hilang di benak, bahkan lebih terpacu lagi untuk mewujudkan itu. Akhirnya ana putuskan untuk mengikuti les bahasa Inggris waktu kelas 6 SD. Baru tahap elementary, ana putus kursus bahasa karena lebih milih bimbel untuk kelulusan. Kan ana maunya masuk SMP unggulan di sini, hehe. Yah akhirnya pupus sudah belajar bahasa Inggrisnya, sampe sekarang udah gak pernah tuh belajar di tempat kursus lagi. *Hoalaah

Sekarang ana punya alasan yang lebih masuk akal kenapa ana mau keluar negeri kata imam syafi'i dalam  syairnya :
Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang Pergilah ‘kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia ‘kan keruh menggenang Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan…

Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/tulisan/puisi-syair/merantaulah-imam-al-syafii/
Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang Pergilah ‘kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia ‘kan keruh menggenang Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan…

Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/tulisan/puisi-syair/merantaulah-imam-al-syafii/
Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman 
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang 
Pergilah ‘kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang 

Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan 
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia ‘kan keruh menggenang 
Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang 
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran

Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam 
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang 
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman 
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang 

Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang 
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan 
Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan 
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan

Liat kan? orang yang berdiam ditempat gak akan maju. Ana ingin mengenal budaya orang, ideologinya, dan bahasanya. Bukan berarti melupakan semua dari apa yang udah ana dapat di sini. Selesainya ana menuntut ilmu pasti ana kembali ke tanah kelahiran tercinta ini.  Terakhir, ana ingin mengenal kaum muslimin/at di luar negeri sana. Entah kenapa walaupun Indonesia punya penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, tapi ana gak melihat Islam di sini, di negara ini. Hanya saat pertemuan organisasi, liqa, syura, dan kajian-kajian aja ana bisa merasakan itu, selebihnya yaah seperti itu. Semoga Allah mendengarkan.

Negara mana yang akan dituju? Pertama kalinya ana mau sekali belajar di Universitas Al-Azhar, ya karna pelatihan tadi. Tapi sepertinya itu ana batalkan karena beberapa alasan.  Tapi entah kemana Allah akan membawa diri ini. Bisa jadi ana memang tidak bisa menuntut ilmu di negeri orang, tetapi rencana Allah siapa yang tau? Kita hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan itu. Bisa jadi takdir kita memang apa yang kita inginkan. Makannya kawan, jemputlah takdir kita itu, jangan menunggu sang takdir datang  Karena sesuatu yang di jemput itu ada kepastiannya, tapi sesuatu yang ditunggu itu gak ada kepastiannya. Coba aja, lagi nungguin orang, jengkel kan? Pasti ada aja alasannya, inilah-itulah pokoknya gak kasih kepastian deh kapan orang itu sampe dan lagi di mana. Apalagi takdir, kalau ditunggu gak dateng-dateng, jengkel sendiri kan?

Hal yang membuat ana semakin terpacu untuk kuliah di luar negeri karena Rasulullah Salallahu 'Alayhi Wasallam pernah bersabda “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China.” Sejauh apa pun dan negara apa pun kalau memang nanti ilmunya bisa bermanfaat buat kepentingan orang banyak, Insya Allah ana siap. Sedikit penjelasan, kenapa sih Rasulullah itu dulu menyebutkan negara China? Kenapa gak "Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Indonesia"? Menurut para ulama, dulu sebelum Rasulullah Salallahu 'Alayhi Wasallam lahir, negara China udah menampakkan kemajuannya, kawan. Pada masa Rasulullah Salallahu 'Alayhi Wasallam, China sangat terkenal dengan kainnya yang terbuat dari sutera. Masyarakat Arab sangat menggemari kain itu dan kalau diukur dari jaraknya antara Saudi Arabia-China pastilah China terukur jauh.


Itulah kenapa ana memasang gambar peta dunia di kamar. Setiap malam ana liat sebelum tidur, berkhayal berkeliling dunia. Menapaki benua-benua yang belum ana pijak. Ana ingin membangun jejeak-jejak mimpi. Ah, rasanya nikmat sekali kalau memang Allah mengabulkan itu. Allah Maha Mendengar, ana yakin. 

Berawal dari mimpi, berkhayal dengan imajinasi, diluruskan dengan niat karenaNya, dimantapkan dengan tekad bulat, diwujudkan dengan usaha yang maksimal, dibantu dengan do'a, dan Insya Allah akan menciptakan bekas-bekas nyata  berupa  jejak mimpi.


Mari bermimpi, mari mewujudkannya ^_^
Hamasah-semangat!!


SA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar