Senin, 11 April 2011

Sepasang Sepatu

Bismillah...


Ana baru belajar mengenai adil itu apa dari sepasang sepatu dan mau berbagi dengan kalian. udah-udah sepatunya jangan diliatin terus hehe.  ehem ehem .  Adil, apa itu adil? Banyak yang mengira bahwa adil itu adalah menempatkan sesuatu sama rata dengan yang lain. tapi menurut ana bukan, nih ya *mulai sok tau* adil itu bagi ana adalah menempatkan sesuatu sesuai pada porsinya. Gak harus sama besar dengan porsi orang lain, gak harus juga lebih besar dari porsi orang lain. Banyak juga kok yang ngomong gitu ;) 


Nah sama seperti sepatu dengan ukuran yang berbeda-beda. Kaki kita yang ukurannya 36 gak mungkin kan harus memakai sepatu berukuran 43? mungkin aja sih, tapi apa jadinya? pasti kendur pas dipakai dan susah buat berjalan. Terus untuk teman kita yang kakinya berukuran 40, mungkin gak sih memakai sepatu berukuran 35? gak mungkin kan, cuma membuat kakinya sakit saat berjalan. Haruskah juga kita memakai sepatu yang sama dengan ukuran teman kita ,  atau sebaliknya teman kita memakai sepatu dengan ukuran kita  supaya gak ada yang merasa lebih besar atau lebih kecil? engga kan. Memaksa untuk melebihi atau mengurangi dari yang sepantasnya, apakah itu adil? Bersyukurlah, cukup memakai sepatu yang sesuai dengan ukuran, agar nyaman untuk berjalan --tidak menyakiti pun menyusahkan--

Hey, kita merasa adil gak sih ketika adik kita mendapat uang jajan sama dengan kita? atau kita malah dapet uang jajan yang sama dengan adik kita. Pasti jawabannya engga! Heuuh gak sesuai porsi kan? naah, that's it. 

Hidup ini, kita sebagai manusia kadang hanya bisa mengeluh-eluhkan apa yang udah diberi. Bilangnya kurang lah, inilah, itulah. Allah itu Mahaadil kawan, Ia pasti sudah menempatkan sesuatu pada posisinya, memberikan sesuatu sesuai porsinya. Rasanya malu untuk bilang "Allah itu gak adil, hidup ini gak pernah berpihak sama gue, dsb" padahal Allah udah mencukupi semuanya di hidup kita; anggota tubuh yang lengkap, orang tua, rumah tempat berteduh, pakaian, dst. Yang buta pun merasa bahwa hidup ini adil, kok bisa? Ya, salah satu contohnya begini : walaupun matahari terlihat begitu terang, tapi tetap aja di matanya matahari itu nampak gelap. Tapi ia bisa mensyukuri atas hangatnya matahari. Ia merasa Tuhan itu adil, membagi hangatnya matahari ke tubuhnya walau ia gak tau bentuk matahari itu seperti apa. Malu gak tuh kita yang anggota tubuhnya lengkap, masih diberi nafas (gratis lagi), tapi merasa bahwa Allah itu gak adil. :( nanti Allah sedih, marah, dan murka gimana? astaghfirullah jangan sampai... Kalau pun ada nikmat yang di ambil dari kita, tetaplah bersyukur karena dari sebagian nikmatNya yang Dia ambil, masih ada 1000 nikmat yang bisa kita syukuri. Yang tanpa kita minta pun Allah beri.


"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak meghendaki kesukaran bagimu. Dan kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Q.S Al-Baqarah : 185)


Sebagai manusia, rasa iri itu wajar. Tapi kalau sampai menyalahkan Allah rasanya berlebihan apalagi iri dengan hal-hal yang bersifat duniawi. na'udzubillah. Saat melihat yang lain memiliki kelebihan, entah itu harta, kepintaran atau yang lain, sering kita berpikir seakan dunia berpihak pada dia. Padahal bukan begitu deh, bisa aja rezeki itu belum datang pada kita. Bisa aja Allah masih butuh usaha, do'a dan kesabaran kita. Hehe, bisa aja kan? Apakah untuk membeli sepasang sepatu dengan harga Rp 100.000 kita cukup membayar dengan harga Rp 1000? Pasti engga, kecuali sang penjual berbaik hati memberi sepatunya itu untuk kita. Tapi rasanya mustahil untuk orang zaman sekarang, haha. Kan butuh usaha dulu supaya kita dapet uang segitu besar.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. " (Q.S Al-Baqarah : 286)




Apakah kita baru merasa bahwa Allah itu adil saat Ia memberikan nikmat-Nya pada kita, dan merasa Ia gak adil saat sebagian nikmatNya dicabut dari kita? Na'udzubillah, begitu tamak-kah kita? Semoga engga :)


Itulah garis besar adil dari sudut pandang ana sendiri. Kalau menurut kalian? :D
Semoga bermanfaat, padahal engga. haha sedih. Kekurangan memang datang dari ana dan kesempurnaan dari Allah, jadi maklum kalau tulisan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Namanya juga baru belajar menulis *curhat mode:on*

Ana juga masih perlu belajar lagi mengenai adil itu apa dan bagaimana, entah adil untuk diri sendiri, untuk orang lain, atau adil atas hidup ini. Yuk sama-sama mensyukuri apa yang udah Allah beri. Semua ada takarannya masing-masing kok, dan hidup dalam kesederhanaan sepertinya lebih baik, gak melebih-lebihkan apa yang ada dan gak membuat yang lain iri juga kan :) wallahu a'lam


SA

4 komentar:

  1. itu sepatu dari benang ya, emang bisa dipakai gitu?
    *lostfocus

    BalasHapus
  2. kak mardee : tuh kan pasti lebih menarik sepatunya daripada tulisannya. haha gapapa. iyya kak, insya Allah bisa dipakai :D


    kak riyan: ....

    BalasHapus
  3. ane numpang comment: subhanalloh tulisannya bagus banget (maaf baru baca sekali) bagaimana caranya bisa nulis sebagus itu? ane baca sekali saja sudah mengaguminya apalagi kalau ane baca berulang-ulang kali bisa lupa waktu nih ;-) *lebay mode on* tapi jujur ane salut terus menulis nauva eh faza

    BalasHapus